SANTA CLAUS AT PARIS
Brownies coklat bertabur keju itu terasa manis
ketika kali pertama aku menemukannya di tempat ini, di Caffe ini. Tidak hanya
manis tetapi juga ada rasa gurih yang memikat dari perutan keju diatasnya yang membuat perpaduan sempurna.
Potongan kue coklat itu bisa membuatku tergila-gila saat aku menikmatinya,
potongan kue itu begitu menawan, rapi, tanpa ada serpihan remah yang mengotori
piring saji itu. Sama seperti saat pertama kali aku masuk ke caffe ini, semua
nampak rapi, walau tempat ini tidak begitu luas. Saat itu pula aku memilih dan
menentukan tempat favoritku. Meja yang
sekarang menjadi tempat sekaligus teman setia kala aku berkunjung
menikmati lezatnya cake kesukaanku. Awalnya aku tidak pernah suka pergi ke
cafe, lebih-lebih sampai menjadi langganan di sebuah tempat makan. Saat itu aku
merasa cafe adalah tempat nongkrong orang-orang elit yang tak suka tempat
sederhana untuk sekedar ngobrol. Hingga
akhirnya entah mengapa aku melangkahkan kaki ke caffe itu. Kesan pertma saat
pertama kali ku buka pintu masuk, indra penciumanku dimanjakan dengan aroma kue
yang manis bercampur aroma kopi yang pahit yang diseduh, tetapi aku rasa itu
adalah perpaduan yang pas, aroma manis dan pahit, seperti sebuah ekspreso latte
mungkin...
... Aku tidak mengerti mengapa Rena begitu
mengacaukan pikiran Anio. Walaupun aku tahu mereka saling mencintai tapi Rena
tidak mungkin membalas rasa cinta Anio, dan aku tahu persis apa alasannya...
... aku yang hanya mampu berlari dibelakangnya untuk
mengengejarnya dan tak akan mungkin menggapainya...